Pages

Subscribe:

Minggu, 15 Maret 2015

What a Galau day!

Dalam keadaan yang sangat lemah, seseorang bisa melakukan apa saja, bahkan sesuatu yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Ya begitulah keadaanku sekarang. Sebenarnya aku ingin bercerita, agak panjang. Kalau kalian membaca tulisan ini, mendingan sambil duduk minum teh atau apalah, ini panjang lho ceritanya.
Lemah, kata yang tepat mendefinisikan keadaanku sekarang. Galau, capek, muak, bingung, semuanya jadi satu. Malam ini semua masalah tumpah disatu wadah, otak. Sejak pagi kepalaku pusing gak karuan, sampai-sampai harus merelakan satu matakuliah yang cukup penting semester ini. Entah apa yang buat aku pusing begini.
Masih dalam kepusingan ini, aku coba berbaring dan menutup mata, bukan untuk tidur, tapi untuk menetralisasikan pikiranku. bukannya netral malah semua masalah yang akhir-akhir ini menggangguku datang berbondong-bondong seolah ingin dimanja satu persatu.
Hal pertama yang terpikir adalah bagaimana tugas skripsiku ini? minggu depan sudah harus ngumpulin proposal skripsi dan harus dipresentasiin. Aku masih minder sama judul, permasalahan yang sangat kompleks bahkan aku sendiri gak tau mau ku bawa kemana arah skripsiku ini.
Kedua adalah aku rindu rumah. Kalau sedang mikirin rumah terkadang ada penyesalan dalam hatiku. kenapa harus kuliah jauh-jauh? hanya karena egoku saja aku ninggalin mereka dan pergi jauh dari mereka. tapi dengan cepat kubuang semua pertanyaan yang hanya bisa membuat bulir-bulir air mata jatuh ke pipi.
Kemudian, hal selanjutnya yang membuat kepalaku pusing, gak lain dan gak bukan adalah masalah cinta. Cinta? haha lucu sepertinya berbicara hal ini diumur yang sudah tidak muda seperti sekarang. Baiklah kita akan mulai berbicara tentang cinta yang hampir menyedot 65% isi otak dan 95% hatiku. Masalah percintaanku cukup rumit. salah! sangat rumit!
Dulu aku pernah sangat sayang sama seseorang, sangat. kemudian dia pergi. Iya, dia pergi begitu saja. Tentu saja bukan salahnya, dia hanya ingin mengejar cita-citanya. dia pergi kuliah keluar kota, banyak janji yang dia tinggalkan termasuk ingin menemuiku suatu saat nanti. Kapan? Hahaha yap! Sudah hampir 5 tahun kita gak pernah ketemu. Dia lah orang pertama yang buat aku percaya bahwa janji dibuat hanya untuk menyenangkan perasaan seseorang, tidak harus ditepati :)
Rasa sayang yang teramat sangat itu hilang bersamaan dengan hilangnya komunikasi diantara kami. Hilang hingga bertahun-tahun. Mungkin aku juga sudah lupa gimana rasanya.
2013, dua tahun lalu aku ngerasaiin sayang itu lagi. Untuk lelaki yang berbeda tentunya. Sangat lucu karena lelaki itu adalah temanku sendiri dari kelas 2 SMP, dia adalah lawan yang tangguh dalam memperebutkan ranking di kelas, dia juga kadang jadi kakak yang ngasih saran-saran diluar batas pikiranku, dia juga kadang jadi adik yang minta dimanjain minta disayang, dia juga sahabat yang selalu memelukku saat aku sedih. Mungkin agak aneh ketika dia bilang dia suka aku, seribu prasangka berputar-putar diotakku. Mungkin dia cuma bercanda, mungkin dia cuma ngerjain aku, mungkin dia cuma mainin aku, mungkin dan mungkin. Hingga akhirnya dia berhasil buat aku benar-benar jatuh cinta padanya, sayang padanya. Hubungan kami berjalan begitu asik, saking asiknya aku lupa akan sesuatu. Aku lupa berpikir bagaimana jika aku tiba-tiba kehilangan dia? Atau paling tidak, kehilangan cintanya? Atau jangan-jangan aku yang duluan kehilangan rasa cinta itu? dan hal itu terjadi.