Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

Jumat, 25 November 2016

CERPEN: Tetesan Hujan Karunia Tuhan.

Karya: Fitria Wulandari


“Tap... tap.. tap..” Bunyi langkah kakiku yang berjalan menuju sekolah, tak begitu jauh dari rumahku. Tapi itu menurutku. Ya memang selalu seperti ini, aku setiap hari selalu berjalan kaki menuju sekolah. Aku tak mau diantar oleh Ayahku yang selalu menawarkan tumpangan dimobil mewahnya. Sambil berjalan, aku kembali teringat dengan kejadian yang terjadi pagi tadi.

Pagi tadi, sekitar jam 5 aku terbangun karena mendengar tangisan ibuku. Aku keluar kamar untuk melihat apa yang terjadi. Aku melihat mata ibuku biru lebam dan beberapa luka memar di sekitar wajah dan tangannya. Tak begitu mengejutkanku, itu sudah sering terjadi. Aku hanya bisa meminta pertolongan Tuhan agar penderitaan ibuku yang disebabkan oleh lelaki itu segera berakhir.

Lelaki itu, ah aku sangat malu mengakuinya sebagai Ayahku. Bukan karena dia tak tampan rupawan, tetapi dia selalu menyiksa Ibuku. Hampir setiap pagi aku tak pernah melihatnya tak menyiksa Ibuku, entah apa salah Ibu. Aku benar-benar tak suka itu. Tapi apa mau dikata, dia Ayahku. Sudah beribu kali kusarankan Ibu untuk menceraikannya, tapi Ibu hanya tersenyum dan berkata, “Tak apa-apa. Namanya juga berkeluarga, cek-cok itu biasa.” Entah terlalu cinta padanya atau karena Ibu terlalu bodoh.

Jumat, 18 November 2016

Nekad Traveler: Bromo dadakan, tapi gak digoreng bulat-bulat.

Assalamualaikum...
Untuk postingan kali ini aku akan bercerita tentang perjalananku ke Gunung Bromo. Gak pake basa-basi soalnya proses sebelum perjalanan, diperjalanan dan pulangnya sangat panjang dan harus kuceritakan semuanya.
Pada hari Senin, 14 November 2016, tanpa ada perasaan apa-apa, mimpi apa-apa sebelumnya, seseorang yg bernama Muhammad Miftahussurur ngechat aku di Line.

Introduction dulu. Miftah ini adik tingkatku di kampus, sama-sama jurusah HI beda angkatan doang. Tapi kenalnya bukan karna satu kampus. Dia satu kostan sama Harnold (teman SMA ku yang kuliah ditempat yang sama dan jurusan yang sama juga). Kenalnya juga gak formal banget kayak orang kenalan, salaman, nyebutin nama. Pokoknya kayak temen lama deh dia ini ngomongnya juga nyablak, gak sungkanan orangnya, itu yg aku suka hahaha
Siapa coba yang gak senang diajak liburan? Ya aku langsung meng-Iya-kan ajakannya Miftah ini. Tapi gak sampai disitu aja, aku ngasih tau beberapa teman kalo aku mau ke Bromo. Semuanya pada gak ngebolehin hahaha alasannya "sekarang ini musim hujan, bahaya!", "emang punya duit? Mahal kali kalo ke Bromo, belum nyewa mobil, jeep, dll, pikir-pikir dulu", "Ntar revisianmu gak kelar-kelar kalo jalan mulu", ya masih banyak lagi lah. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tetap ikut dalam perjalanan ke Bromo.
Gak seperti biasanya sebelum jalan berombongan kan mesti tuh ada yang namanya briefing, apa yang harus dibawa dan berapa duit yang harus disiapkan. Kalo yg ini, jangankan briefing, ketemuu anak-anaknya bahkan Miftah sekalipun loh gak ada haha ketemunya ya pas mau berangkat doang.

Jumat, 11 November 2016

Untuk sahabat yang sebentar lagi akan kutinggalkan.

Karya tulis yang belum pantas disebut puisi dan belum memiliki judul ini saya persembahkan untuk kedua sahabat saya selama kuliah dan sampai tua nanti, Inshaa Allah.

Segala hal didunia ini sudah direncanakan oleh Sang Maha Kuasa.
Bahkan daun yang jatuh dari rantingnya pun adalah kuasa-Nya.
Jam, menit, detik telah tertata rapi oleh-Nya.
Lalu, pertemuan ini bisakah kita simpulkan sebagai ketidaksengajaan?
atau hanya sebuah kebetulaan?
Untuk-Nya, aku berterima kasih.
Karena telah mempertemukan kita.
Ceritaku, ceritamu, kini menjadi cerita kita.

Terjebak di HI: Mimpi buruk yang jadi kenyataan.

Hai, sebelumnya gak pernah cerita aku ini umur berapa dan profesiku apa. Fitria Wulandari nama panjangku, tapi teman-temanku sering manggil aku dengan sebutan Piteng. Kadang sampe ada yg plesetin jadi Sepiteng, jahat kan. Jangan tanya nama Piteng itu dari mana, panjang banget ceritanya.
Sekarang aku berumur 22 tahun 8 bulan. Aku adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Iternasional (HI) disalah satu Universitas swasta di kota Malang. Gimana, keren ya jurusanku? Iya namanya doang yang keren. Setelah lulus dari jurusan HI masa depannya cerah, bisa jadi diplomat atau mungkin bisa aja jadi Presiden. Keren kan? HAHAHA! Ngaku deh anak-anak HI seluruh Indonesia, awal kalian jadi mahasiswa pasti cita-citanya setelah lulus mau jadi diplomat, mentok-mentok kerja di Kedutaan atau gak di Kemenlu. Memasuki tahun ke-2, mulai berpikir mencari cita-cita yang lebih waras aja. Memasuki tahun ke-3, kalau ada yang nanya "cita-citamu apa?" ya paling bisa jawabnya "yang penting sukses aja bisa ngebahagiain orang tua". Memasuki tahun ke-4 yang semestinya ditahun ini kita (seharusnya) lulus, cita-cita? Bisa lulus aja udah syukur puji pada Tuhan pencipta semesta alam. Oke cukup.

Minggu, 15 Maret 2015

What a Galau day!

Dalam keadaan yang sangat lemah, seseorang bisa melakukan apa saja, bahkan sesuatu yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Ya begitulah keadaanku sekarang. Sebenarnya aku ingin bercerita, agak panjang. Kalau kalian membaca tulisan ini, mendingan sambil duduk minum teh atau apalah, ini panjang lho ceritanya.
Lemah, kata yang tepat mendefinisikan keadaanku sekarang. Galau, capek, muak, bingung, semuanya jadi satu. Malam ini semua masalah tumpah disatu wadah, otak. Sejak pagi kepalaku pusing gak karuan, sampai-sampai harus merelakan satu matakuliah yang cukup penting semester ini. Entah apa yang buat aku pusing begini.
Masih dalam kepusingan ini, aku coba berbaring dan menutup mata, bukan untuk tidur, tapi untuk menetralisasikan pikiranku. bukannya netral malah semua masalah yang akhir-akhir ini menggangguku datang berbondong-bondong seolah ingin dimanja satu persatu.
Hal pertama yang terpikir adalah bagaimana tugas skripsiku ini? minggu depan sudah harus ngumpulin proposal skripsi dan harus dipresentasiin. Aku masih minder sama judul, permasalahan yang sangat kompleks bahkan aku sendiri gak tau mau ku bawa kemana arah skripsiku ini.
Kedua adalah aku rindu rumah. Kalau sedang mikirin rumah terkadang ada penyesalan dalam hatiku. kenapa harus kuliah jauh-jauh? hanya karena egoku saja aku ninggalin mereka dan pergi jauh dari mereka. tapi dengan cepat kubuang semua pertanyaan yang hanya bisa membuat bulir-bulir air mata jatuh ke pipi.
Kemudian, hal selanjutnya yang membuat kepalaku pusing, gak lain dan gak bukan adalah masalah cinta. Cinta? haha lucu sepertinya berbicara hal ini diumur yang sudah tidak muda seperti sekarang. Baiklah kita akan mulai berbicara tentang cinta yang hampir menyedot 65% isi otak dan 95% hatiku. Masalah percintaanku cukup rumit. salah! sangat rumit!
Dulu aku pernah sangat sayang sama seseorang, sangat. kemudian dia pergi. Iya, dia pergi begitu saja. Tentu saja bukan salahnya, dia hanya ingin mengejar cita-citanya. dia pergi kuliah keluar kota, banyak janji yang dia tinggalkan termasuk ingin menemuiku suatu saat nanti. Kapan? Hahaha yap! Sudah hampir 5 tahun kita gak pernah ketemu. Dia lah orang pertama yang buat aku percaya bahwa janji dibuat hanya untuk menyenangkan perasaan seseorang, tidak harus ditepati :)
Rasa sayang yang teramat sangat itu hilang bersamaan dengan hilangnya komunikasi diantara kami. Hilang hingga bertahun-tahun. Mungkin aku juga sudah lupa gimana rasanya.
2013, dua tahun lalu aku ngerasaiin sayang itu lagi. Untuk lelaki yang berbeda tentunya. Sangat lucu karena lelaki itu adalah temanku sendiri dari kelas 2 SMP, dia adalah lawan yang tangguh dalam memperebutkan ranking di kelas, dia juga kadang jadi kakak yang ngasih saran-saran diluar batas pikiranku, dia juga kadang jadi adik yang minta dimanjain minta disayang, dia juga sahabat yang selalu memelukku saat aku sedih. Mungkin agak aneh ketika dia bilang dia suka aku, seribu prasangka berputar-putar diotakku. Mungkin dia cuma bercanda, mungkin dia cuma ngerjain aku, mungkin dia cuma mainin aku, mungkin dan mungkin. Hingga akhirnya dia berhasil buat aku benar-benar jatuh cinta padanya, sayang padanya. Hubungan kami berjalan begitu asik, saking asiknya aku lupa akan sesuatu. Aku lupa berpikir bagaimana jika aku tiba-tiba kehilangan dia? Atau paling tidak, kehilangan cintanya? Atau jangan-jangan aku yang duluan kehilangan rasa cinta itu? dan hal itu terjadi.

Senin, 23 Februari 2015

PANTASKAH UNTUKMU?

Tubuhmu tegap sempurna
tak pernah layu dimakan waktu
selalu dan selamanya melindungi ku
melindungi apa yang aku punya
melindungi segala yang aku punya

Wajahmu tegar sempurna
tak pernah terhenti cahayanya
menyinari langkah gelap untukku
menunjukkan kasih abadi dunia
selalu dan selamanya tak akan mati

Tak kurang yang kau lakukan
untukku.. semua untukku
dirimu bagai malaikat
selalu memberi apa yang ku mau
selalu mengerti apa yang ku ingin
bahkan disaat aku sendiri tak mampu mengerti semua itu

Hanya saja, aku tak pernah mengerti dirimu
tak mengerti apa yang kau mau
tapi..
bukan tak mengerti
hanya tak ingin mengerti
tak mau tau keadaanmu


Karya: Fitria Wulandari





Curhat dulu ya hehe puisi ini aku buat dadakan, waktu itu dikelas bertepatan pada saat mata pelajaran sastra indonesia, guruku Ibu Bellen menugaskan kami masing-masing siswa membuat satu puisi dalam waktu 20 menit (kalo gak salah ingat sih hehe). Dalam waktu 20 menit itu kami terserah mau kemana aja mencari inspirasi asalkan masih dalam area sekolah, setelah selesai puisi itu harus dipresentasikan!
Bingung nih aku mau buat puisi apa, kepikiran sesuatu aja gak ada. Duh! Trus aku keluar kelas (kelasku di lantai 3), tiba-tiba kepikiran aula terbuka di bawah lantai 1, disitu tempatnya nyaman banget, sejuk, banyak pohon. Yaudah aku kesana deh, duduk-duduk hampir 10 menit gak ada inspirasi mau nulis apa, mikirin masalah juga kayaknya gak ada yang asik dijadiin puisi.
Tiba-tiba (daritadi tiba-tiba terus ya haha) aku kepikiran sama salah satu sosok laki-laki, aku tidak bisa mendeskripsikan orang itu, kalau aku ditanya tentangnya, aku akan memilih diam. karena aku tidak tau harus bilang apa.

Jumat, 07 Maret 2014

Nekad Traveler: Yogyakarta. Istimewa!

Assalamualaikum..
Udah lama gak ngepost cerita-ceritah aneh hmm. Sekarang aku mau cerita nih tentang liburanku bersama teman-temanku. Bukan sembarang liburan. Liburan ini disponsori oleh kenekadan dan ketangguhan isi ATM hahaha maklum namanya juga kabur.
Kabur? Bukan kabur dari rumah kok. Gini ceritanya:
Dulu aku pernah janji ke Bapak gak bakal sering-sering pulang. Mau di Malang aja, pulangnya setahun sekali pas bulan ramadhan aja. Tapi, tiap ada libur dikit bawaannya mewek minta pulang tapi ya gak bakal dikasih lah secara tiket Surabaya-Tarakan kayak gitu, ya everybody know lah~ Mana perjalanannya lagi dari Malang ke Surabaya sekitar 2 jam, iya kalo gak macet. Belum lagi ada yg minta oleh-oleh ini lah. Katanya mama sih bukannya pelit sama anak sendiri, tapi ngajarin mandiri, lagian kasihan di aku pasti hancur lebur badanku kalo sudah pulang abis ngelewatin perjalan panjang. Surabaya-Tarakan laamaaaaa mana mesti transit Balikpapan. Kalo aku pulang sendirian bisa mati di jalan aku hahahaha itu sih katanya mama, kan orang tua lebih ngerti anaknya ketimbang dirinya sendiri. Oke cukup cerita tentang itu.
Akhirnya awal liburan semester ganjil menuju semester 2, aku liburan ke Jogja itupun cuma seminggu aja. Awalnya gak di izinin. Tapi karna pergi ke Jogjanya sama Adhe (sahabat dari SMA) makanya di bolehin. Dan lagian disana ada banyak teman, aku nginap di kost-annya Dylan sama Nona. Dua orang ini yang selama 2 tahun berturut-turut (dari kelas 2 sampe 3 SMA) selalu datang kerumah walaupun cuma "say helo" aja hahaha Bapakku lebih percaya sama Dylan daripada sama kakakku wkwkwk dulu beliau pernah bilang begini "kau pergi kemana aja asal sama Dylan Bapak bolehin. Tidak pulang pun tidak apa-apa"
Sudah mengantongi izin ke Jogja, sekarang permasalahan dana. Waktu kejadian itu sudah tengah bulan dan duit bulanan dikit lagi udah ludes haha pertamanya sih ngerayu-ngerayu gitu biar dikirimin uang jajan buat di Jogja, masa iya ngandelin Dylan sama Nona, sudah numpang disana juga -_- Tapiiiiii, yaaah rayuanku belum cukup maut ternyata. Mama mah malah jawab begini, "Hey siapa yg mau liburan? kau apa mama? kau pergi sendiri lah sana tidak usah sangkutpautkan sama mama. Kau butuh uang? hahaha rasakan itu pergilah kau sana usaha sendiri bagaimana caranya uangmu cukup sampai akhir bulan". Agak sedikit ngenes sih haha tapi ini tidak menyulutkan tekad ku untuk Ke Jogja.

Hari Keberangkatan:
Aduh aku lupa berangkatnya hari apa. Yang aku ingat itu hari libur haha anak-anak kost udah pada pulang kampung. Aku sama Adhe sudah siap berangkat pagi ini. Dengan berbekal satu tas ransel yang berisi pakaian selama di Jogja nanti, dan satu tas jinjing yang berisi makanan serta seperangkat alat charge hp hahaha oke dari kost, aku sama Adhe jalan kaki ke terminal Landungsari, gak jauh kok, lagian masih pagi juga itu masih jam 05.45. Kereta kita berangkat jam 7.