Pages

Subscribe:

Senin, 23 Februari 2015

PANTASKAH UNTUKMU?

Tubuhmu tegap sempurna
tak pernah layu dimakan waktu
selalu dan selamanya melindungi ku
melindungi apa yang aku punya
melindungi segala yang aku punya

Wajahmu tegar sempurna
tak pernah terhenti cahayanya
menyinari langkah gelap untukku
menunjukkan kasih abadi dunia
selalu dan selamanya tak akan mati

Tak kurang yang kau lakukan
untukku.. semua untukku
dirimu bagai malaikat
selalu memberi apa yang ku mau
selalu mengerti apa yang ku ingin
bahkan disaat aku sendiri tak mampu mengerti semua itu

Hanya saja, aku tak pernah mengerti dirimu
tak mengerti apa yang kau mau
tapi..
bukan tak mengerti
hanya tak ingin mengerti
tak mau tau keadaanmu


Karya: Fitria Wulandari





Curhat dulu ya hehe puisi ini aku buat dadakan, waktu itu dikelas bertepatan pada saat mata pelajaran sastra indonesia, guruku Ibu Bellen menugaskan kami masing-masing siswa membuat satu puisi dalam waktu 20 menit (kalo gak salah ingat sih hehe). Dalam waktu 20 menit itu kami terserah mau kemana aja mencari inspirasi asalkan masih dalam area sekolah, setelah selesai puisi itu harus dipresentasikan!
Bingung nih aku mau buat puisi apa, kepikiran sesuatu aja gak ada. Duh! Trus aku keluar kelas (kelasku di lantai 3), tiba-tiba kepikiran aula terbuka di bawah lantai 1, disitu tempatnya nyaman banget, sejuk, banyak pohon. Yaudah aku kesana deh, duduk-duduk hampir 10 menit gak ada inspirasi mau nulis apa, mikirin masalah juga kayaknya gak ada yang asik dijadiin puisi.
Tiba-tiba (daritadi tiba-tiba terus ya haha) aku kepikiran sama salah satu sosok laki-laki, aku tidak bisa mendeskripsikan orang itu, kalau aku ditanya tentangnya, aku akan memilih diam. karena aku tidak tau harus bilang apa.
Semua ide, kata, prasa yang ada diotak aku tuangkan di selembar kertas, dan akhirnya jadilah sebuah puisi yang teman-teman baca diatas.
saat mempresentasikan puisi ku itu, aku agak minder karena puisi-puisi teman sekelasku bagus-bagus semua, tersirat dan penuh makna, sedangkan aku? begitu pikirku. dengan cengengesan aku maju kedepan, awalnya biasa saja. aku tidak mahir membacakan puisi dan lagi aku menilai diriku orang yang flat dalam pembawaan puisi.
Bait pertama kubacakan dengan cengengesan, masuk ke bait kedua terlintas diotakku sesosok laki-laki yang menjadi ide dalam puisi ini, aku sempat terdiam sebentar kemudian aku mulai kaku untuk melanjutkannya, aku lihat kembali kertasku entah kenapa aku merasakan hal yang aneh. puisi ini menyihirku.
Membacakan bait kedua hingga selesai dalam keadaan menangis tidaklah mudah, disitu aku merasakan semua mata diruangan kelas itu memandangiku penuh rasa penasaran, ada apa denganku? bibirku bergetas seolah menolak mengeluarkan kata-kata tersebut.
Sampai sekarang, hampir 3 tahun lamannya aku masih sering memikirkan kenapa aku menangis saat itu? apakah karena aku tidak mengenalnya? atau aku menangis karena ingin lebih dekat dengannya? tapi tidak. sampai sekarang aku tidak tau apa alasanku menangis saat itu. yang aku tau puisi itu sangat menyentuh dan memberikan rasa sakit yang sangat dalam saat aku membacanya.
hehe curhatannya panjang banget ya ^^ terima kasih sudah membaca puisi yang tidak seberapa ini!

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar kamu tentang ceritaku ya