Pages

Subscribe:

Jumat, 11 November 2016

Untuk sahabat yang sebentar lagi akan kutinggalkan.

Karya tulis yang belum pantas disebut puisi dan belum memiliki judul ini saya persembahkan untuk kedua sahabat saya selama kuliah dan sampai tua nanti, Inshaa Allah.

Segala hal didunia ini sudah direncanakan oleh Sang Maha Kuasa.
Bahkan daun yang jatuh dari rantingnya pun adalah kuasa-Nya.
Jam, menit, detik telah tertata rapi oleh-Nya.
Lalu, pertemuan ini bisakah kita simpulkan sebagai ketidaksengajaan?
atau hanya sebuah kebetulaan?
Untuk-Nya, aku berterima kasih.
Karena telah mempertemukan kita.
Ceritaku, ceritamu, kini menjadi cerita kita.

Jarak bukanlah dinding penghalang.
Tapi mengapa sering kau teteskan air mata atas jarak yang ada?
Sekali lagi, jarak bukanlah penghalang.
Hanya saja, banyak diantara mereka yang menggunakan jarak sebagai alasan,
alasan untuk menghalangi suatu hubungan.
Tenang saja!
Sejauh apapun jarak yang ada,
selama kau masih memikirkanku dan akupun begitu,
maka jarak tiadalah berarti bagi kita.

Bagiku, jarak yang paling jauh bukanlah karena perbedaan.
Berbeda keyakinan,
berbeda waktu matahari menyapa,
atau bahkan berbeda alam.
Bukan itu.
Jarak terjauh adalah bagi mereka-mereka yang tidak saling mengenal.


Malang, 11 November 2016.
Sumber inspirasi: Adita Yulia Estri dan
Puteri Rasta Kumala

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar kamu tentang ceritaku ya